Halo Sobat Rumah Coding,
mungkin diantara kalian ada yang sudah memulai karir sebagai web developer atau bahkan ada yang masih berusaha untuk menjadi web developer. Sesuai dengan judul artikel kali ini…kali ini kita akan membahas terkait web developer atau programmer di bidang pembuatan web.
kita akan membahas klasifikasi dan penjabaran dari Frontend, Backend dan Fullstack pada web developer. jadi simak terus artikelnya ya.
Frontend vs Backend vs Fullstack
Frontend web developer adalah mereka yang mendesain dan membangun antarmuka web. Apa yang kita lihat disebuah halaman web merupakan buah kerja dari seorang frontend web developer.
Backend web developer merupakan kebalikan dari frontend web developer, mereka adalah orang-orang yang membuat teks yang kita masukkan di layar chat dapat terkirim ke akun tujuan, menyimpan data akun biodata, dll.
Bagaimana dengan fullstack web developer?
Fullstack web developer merupakan mereka yang memiliki keahlian untuk mengerjakan apa yang frontend dan backend web developer dapat lakukan. Menjadi seorang fullstack web developer tidaklah mudah karena kita harus menguasai frontend dan backend secara bersamaan.
Frontend Web Developer
Semua dimulai dengan menjadi frontend web developer.
Untuk dapat menjadi frontend web developer, pertama kita harus menguasai Hypertext Markup Language (HTML), kemudian Cascading Style Sheets (CSS), dan JavaScript.
Hypertext Markup Language (HTML)
HTML merupakan bahasa skrip yang menyusun konten-konten yang dapat kita lihat di web. Dengan HTML kita dapat menentukan bagian mana dari web yang dibangun untuk menjadi judul halaman, paragraf, gambar, navigasi, dll.
HTML tidak dapat bekerja sendiri. Dengan HTML kita hanya dapat membuat halaman web yang sangat sederhana dan mungkin kurang menarik bagi banyak orang. Oleh karena itu kita membutuhkan CSS alias Cascading Style Sheets.
Cascading Style Sheets (CSS)
CSS diciptakan untuk melengkapi HTML. CSS dapat kita gunakan untuk memperindah tampilan dengan cara menentukan posisi tiap elemen, memberikan warna, menyesuaikan tampilan dengan ukuran layar, dll.
Javascript
Javascript merupakan bahasa pemrograman yang wajib dipelajari oleh semua web developer. Teknologi ini yang dapat membuat halaman web kita makin interaktif. Dengan Javascript kita dapat memberikan konten baru ke user tanpa harus me-refresh yang sedang dibuka. Infinite scroll dan drag and drop dapat kita program menggunakan Javascript.
Backend Web Developer
Seindah apapun sebuah halaman web, apabila tidak berfungsi maka akan percuma. Backend berkewajiban untuk melakukan perhitungan, memproses form pendaftaran, menyimpan data pengguna, dan lain sebagainya. Kode penyusun backend berjalan diserver, komputer khusus yang didesain untuk melayani permintaan pengguna.
Ada banyak teknologi backend yang dapat kita gunakan seperti PHP, Python, Node.js dan beberapa bahasa lainnya.
PHP
PHP Hypertext Preprocessor (PHP) merupakan teknologi yang paling populer untuk backend web. Menurut w3techs.com, PHP digunakan oleh 82.3% website yang menggunakan teknologi backend. Sumber belajar yang berlimpah dalam bentuk buku, video tutorial, serta pelatihan-pelatihan yang dapat diperoleh dengan harga yang tidak mahal turut mendorong kepopuleran PHP. Grup PHP Indonesia di facebook merupakan grup pemrograman terbesar di Indonesia.
Python
Python merupakan general purpose programming language yang artinya Ia dapat digunakan untuk hampir semua jenis kebutuhan termasuk backend programming. Sintaks yang relatif mudah dipelajari dan dibaca, membuatnya menjadi bahasa pemrograman yang digunakan oleh kampus-kampus Negeri Paman Sam. Kita dapat menggunakan Python murni atau menggunakan framework Python khusus untuk web seperti Django, Flask, Bottle, dkk.
Node.js
Node.js merupakan teknologi backend yang relatif baru karena pertama kali dirilis pada tahun 2009 oleh Ryan Dahl. Teknologi ini memperoleh ketenaran dengan sangat cepat karena memungkinkan semua orang untuk membuat backend menggunakan JavaScript.
Sebelum kemunculan Node.js Javascript dipercaya hanya dapat dijalankan dari sisi pengguna (frontend) saja. Sehingga, banyak orang yang memutuskan untuk menjadi frontend web developer karena tidak mau mempelajari bahasa baru untuk membangun backend. Berkat Node.js kini banyak frontend web developer yang juga membangun backend dengan Javascript.
SQL
Structured Query Language (SQL) merupakan contoh teknologi penyimpanan data yang paling populer. SQL menyimpan datanya dalam bentuk tabel dan kolom dan menggunakan bahasa khusus untuk melakukan create (membuat data baru), read (membaca data), update (memperbarui data yang telah ada), dan delete (menghapus data).
Fullstack Web Developer
Untuk dapat menjadi seorang fullstack web developer kita harus menguasai teknologi frontend dan backend secara bersamaan. Hal ini tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu yang juga tidak sebentar. Oleh karena itu, sebelum kemunculan Node.js banyak orang yang mengkhususkan diri di salah satu bidang saja. Namun, sejak Node.js diperkenalkan banyak frontend web developer yang juga mengerjakan backendnnya karena menggunakan bahasa Javascript.
Demikian pembahasan kita tentang web developer, semoga menambah wawasan kalian terutama buat yang baru ingin memulai untuk fokus ke web developer, sampai bertemu di artikel selanjutnya