Siapa disini yang tahu tentang PHP
CodeIgniter? Ya betul, CodeIgniter/CI merupakan aplikasi jaringan web yang bisa
digunakan untuk membuat web yang dinamis dan sifatnya open-source lho. Inilah
mengapa programmer web umumnya menggunakan CI dalam membangun sebuah web. Masih
banyak lagi kelebihan CI lainnya, yaitu ringan dan cepat, dokumentasinya
lengkap disertai implementasi kode. Bahkan pembuat PHP (Rasmus Lerdorf) menyukai
CI, menurutnya CI lebih cepat, lebih ringan, dan tidak tampak seperti
framework.
Mengapa CI
Bila pembuat PHP saja menyukai
CI, maka tidak heran bila developer/programmer juga menggemarinya, salah satunya
special guest kita kali ini, bernama Mba Nurmalis. Programmer wanita asal
Bekasi ini, memilih untuk mempelajari PHP CI. Mengapa demikian? Karena Mba Nur
sebagai lulusan TI tahun 1991, beliau tentu saja belum mengetahui CI saat
berkuliah dulu. Hal ini karena CI pertama kali dikembangkan oleh Rick Ellis
pada tahun 2006. Jeda waktu yang cukup jauh ya ternyata, namun ini bukan
menjadi halangan bagi Mba Nur untuk mempelajari CI. Saat ini, beliau bekerja
sebagai staff IT di perusahaan Am Badar & Partners. Motivasi beliau dalam
mempelajari CI, tentunya ingin menambah wawasan dan pengetahuan tentang PHP CI.
Harapannya kedepan dalam pembuatan dan maintenance website dapat dengan mudah
dilakukan dengan framework CI.
Apa yang terpikir di benak kita,
bila disebut Rembang? Ya, terdapat makam pahlawan saat masa pergerakan
emansipasi wanita kala itu, R.A Kartini. Tetapi saat ini, kita tidak akan
membahas keunikan Rembang lho. Kita akan berkenalan dengan Kak Irwan
yang merupakan kelahiran Rembang. Meski asli Rembang, Kak Irwan ternyata
berdomisili di Tuban saat ini. Bagaimana ceritanya bisa sampai ke Rumah Coding
Depok yah? Yuk kita simak kisahnya.
Lahir di Rembang, Menuntut Ilmu di Tuban
Meski Kak Irwan asli Rembang,
namun pendidikan sarjananya ia tempuh di salah satu Universitas terkemuka di
Tuban. Ternyata Kak Irwan ini satu kampus loh, dengan Pak Heri Purwanto, dan
jurusan yang diambil pun sama-sama Teknik Informatika. Gelar sarjana yang diraih
pada tahun 2013, merupakan bekalnya untuk melanglang buana mencari pekerjaan di
perantauan. Kerja kerasnya membuahkan hasil, saat ini Kak Irwan menempati
posisi sebagai staff TI di RSUD dr. R Koesma Kabupaten Tuban. Ternyata Kak
Irwan dan Pak Heri Purwanto bekerja pada instansi dan bidang yang sama,
beruntung ya.
Pilihan; Berkembang atau Tergerus Zaman
Meski berkuliah pada juruan
Teknik Informatika, tidak serta merta membuat Kak Irwan mengetahui segala hal terbaru
dalam dunia TI. Terbatasnya waktu perkuliahan, juga berdampak pada materi
pembelajaran yang didapatkan, namun sebagai mahasiswa memang dituntut untuk
mencari pembelajaran dari sumber mana saja. Diakui, memang materi yang didapat
saat berkuliah terbatas pada teknologi saat itu saja, padahal teknologi TI
berkembang pesat hingga saat ini. Untuk mengisi gap tersebut, solusi saat ini dengan
pembelajaran autodidak maupun mengikuti training.
Bekerja sebagai staf TI menuntut Kak
Irwan untuk bisa mengatasi kebutuhan dan tantangan yang ada pada bidangnya. Misalnya
saja saat ini, instansi tempat beliau bekerja, ingin berinovasi dalam memberikan
pelayanan kesehatan, dengan pembuatan aplikasi berbasis android. Kedepannya,
instansi ingin pelayanan kesehatan sudah berbasis aplikasi online.
Namun, karena Kak Irwan belum memiliki bekal Android, dan memang tidak mendapatkannya saat kuliah, Ia berinisiatif mencari training Android Development. Berbekal informasi dari web, Kak Irwan mendaftar Android Basic Semarang di Rumah Coding pada beberapa waktu lalu, dan melanjutkan Android Intermediate di Rumah Coding Depok saat ini. Prinsip Kak Irwan yang memilih untuk terus berkembang seiring kemajuan zaman perlu kita contoh ya. Bila kita tidak terbuka pada perkembangan teknologi dan memilih untuk close minded, yakinlah kita tidak akan mampu bertahan dan bersaing. Demikian kisah Kak Irwan yang ingin terus berkembang untuk meningkatkan kualitas skillnya. Semoga dapat segera mewujudkan aplikasi layanan kesehatan berbasis androidnya ya Kak, sukses selalu. Mau lihat video testimoni dari Kak Irwan? Teman-teman bisa langsung klik link berikut ya https://www.youtube.com/watch?v=cJi_fNkVAX8
Mungkin sebagian
kita pernah mendengar ungkapan tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Artinya memang
tidak peduli berapapun jauhnya, kejarlah ilmu itu sampai kita mendapatkannya. Pada
kesempatan kali ini, Bapak Heri Purwanto akan berbagi cerita dan pengalamannya
dalam menimba ilmu membuat aplikasi android di Rumah Coding.
Jauh-jauh datang dari Tuban
Bapak Heri
Purwanto, merupakan salah satu peserta Android Intermediate Batch #41 di Depok.
Saat ini Pak Heri tinggal di Desa Sidomukti Kecamatan Brondong Kabupaten
Lamongan, Jawa Timur. Sebagai penduduk
asli Tuban, Pak Heri, lahir dan besar di Tuban, maka kuliahnya pun Ia
selesaikan di Tuban. Selesai menamatkan pendidikan sarjana di salah satu kampus
di Tuban tahun 2013, membuatnya mantap untuk mencari pekerjaan. Meski sempat bekerja
pada bidang non IT, tak berkecil hati, beliau mencoba peruntungannya di tempat
lain. Sampai akhirnya saat ini beliau merupakan staff IT di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Koesma Tuban.
Tuntutan zaman
Sebagai staff IT
di sebuah instansi, tentunya kebutuhan instansi seiring dengan perkembangan
zaman. Bila dulu pendaftaran pasien di fasilitas layanan kesehatan masih menggunakan
kertas, sekarang beberapa instansi sudah mulai menerapkan pendaftaran online. Tak
dipungkiri aplikasi layanan kesehatan online (dari mulai pendaftaran sampai penebusan
resep obat) telah meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. Oleh karenanya,
banyak instansi layanan kesehatan yang ingin menerapkan aplikasi tersebut,
salah satunya RSUD tempat beliau bekerja. Tingginya biaya pembuatan aplikasi,
dan sulitnya maintenance bila membeli aplikasi dari pihak ketiga tanpa ada yang
memahaminya, membuat Pak Heri berinisiatif untuk mempelajari pembuatan aplikasi
mobile programming.
Menjatuhkan
pilihan
Berbekal pencarian
training mobile programming, Pak Heri akhirnya mengajukan kepada instansi
tempatnya bekerja, untuk mengikuti kelas Android Basic Semarang yang diadakan
Rumah Coding pada Januari lalu. Untuk menuntaskan materi android, beliau
akhirnya mengambil kelas Android Intermediate Depok pada saat ini. Saat ditanya
mengapa memilih Rumah Coding, beliau menjelaskan bahwa kelas-kelas di Rumah
Coding harganya affordable dan silabusnya sesuai dengan kebutuhan. Setelah
mengikuti Android Development (Basic dan Intermediate), harapannya beliau
beserta tim dapat membangun aplikasi sesuai kebutuhan instansi saat ini.
Semoga aplikasinya
bisa segera launch ya Pak, sukses selalu. Semangat Pak Heri dalam menuntut ilmu
patut ditiru oleh kita semua. Jarak yang jauh tak menyurutkan langkah beliau
untuk terus menimba ilmu dan mewujudkan harapannya. Yuk, mulai sekarang nyalakan
terus semangat kita baik dalam bekerja, belajar maupun berusaha, agar segala
impian kita bisa tercapai.
Bagi yang sudah
lulus kuliah, tujuannya tak lain dan tak bukan adalah mencari pekerjaan. Bahkan,
yang masih kuliah-pun tak jarang malah enggan meneruskan, bila sudah merasakan
‘manisnya’ mencari uang. Tapi tidak berlaku bagi Aulia Sandy Nurfatih, dara
yang akrab dipanggil Aulia ini, menempuh jalan yang berbeda. Meski sudah mengantongi
ijazah sarjana, pada tahun 2018, Ia masih merasa perlu membekali dirinya dengan
skill lain, yaitu programming. Dunia pasca kampus, Ia mulai dengan bekerja pada
bagian marketing/partnership. Namun karena ingin lebih serius dalam memasuki
dunia programming, Ia memutuskan resign dan mulai dengan membaca serta
mengikuti kelas programming.
Kenapa Tertarik Programmming?
Saat ini teknologi sudah makin canggih dan perkembangannya juga sangat cepat, tentu akan menjadi nilai plus bagi individu yang memiliki skill tambahan berupa programming. Sejalan dengan berkembangnya industry era 4.0, dunia programming menjadi hal yang sangat seksi saat ini. Untuk memulai petualangannya di dunia programming, Aulia memutuskan mengambil kelas Web Design di Rumah Coding. Ia sangat memahami, tidak ada cara instan jika kita ingin mempelajari hal baru.
Untuk bisa
menjadi developer web, ia perlu mempelajari dasar-dasar pemrograman web yang
diawali dengan HTML dan CSS. Ia meyakini bahwa dasar-dasar pemrograman merupakan
pondasi, dimana logika memainkan peranan penting dalam membuat kode. Materi-materi
tersebut ia dapatkan dalam kelas Web Design yang diikutinya saat ini.
Fenomena Beda Jurusan
Sebenarnya,
Aulia bukanlah peserta pertama yang mempelajari programming dari jurusan non TI
(Teknik Informatika). Beberapa peserta sebelumnya, ada yang berprofesi sebagai
fotografer, dokter, bahkan ada yang berlatar pendidikan magister manajemen. Tentu
alasan tiap orang berbeda-beda dalam mempelajari programming. Ada yang
berencana membuat aplikasi untuk bisnisnya, ada yang penasaran ingin mencoba membuat
aplikasi, bahkan ada yang memang ingin mulai meniti karir menjadi programmer. Banyaknya
peserta yang berasal dari jurusan berbeda, menunjukkan bahwa programming menjadi
suatu skill yang memang diminati bahkan oleh orang-orang non TI.
Support Sang Ayah
Air cucuran
jatuhnya ke pelimbahan juga, dibalik tingginya minat belajar Aulia, terdapat
seorang ayah yang memberikan full support untuk putrinya dalam memulai
perjalanannya di dunia programming. Bermula dari perhatian sang Ayah terkait tingginya
persaingan dalam industri kerja, sehingga patutlah bagi individu untuk bisa
menguasai tak hanya satu skill saja. Oleh karena tingginya minat masyarakat
tentang programming, yang bisa dilihat dari makin mudahnya orang dalam melakukan
pekerjaan hanya dalam genggaman tangan, missal pesan makanan cukup dengan klik
melalui aplikasi ojek online, pesan peralatan elektronik maupun Rumah tangga
hanya dengan klik melalui aplikasi toko online, dan banyak aplikasi-aplikasi
lainnya yang diciptakan untuk semakin memudahkan manusia. Berangkat dari hal
tersebut, sang Ayah yang juga programmer, mencarikan dan mendaftarkan putrinya
untuk mengikuti kelas programming. Selain mengambil kelas web design di Rumah
Coding, Aulia juga membuktikan keseriusannya dengan mengikuti program bootcamp
fullstack web developer pada bulan mendatang.
Kehadiran Aulia,
pada kelas Web Design di Rumah Coding, tak lepas dari peran sang Ayah. Selama
mengikuti kelas, Ia merasa enjoy karena delivery materi dari pengajar berjalan
dengan baik. Ia memang lebih memilih kelas offline, dibanding online karena saat
ada error/masalah di kelas bisa langsung ditanggapi dan ditemukan solusinya. Ia
pun memberikan saran kepada Rumah Coding agar kelak mungkin durasi belajar bisa
ditambah supaya semakin longgar waktunya untuk eksplorasi kemampuan peserta.
Terima kasih Aulia, sudah berbagi cerita dan menyumbangkan saran kepada Rumah Coding, semoga apa yang diharapkan bisa segera tercapai ya. Kalian juga bisa lho melihat testimoni Aulia pada link berikut https://www.youtube.com/watch?v=rP35iyV6hJ0. Nah buat kalian yang penasaran dan pengen tahu kelas Web Design di Rumah Coding seperti apa, bisa klik link disini juga yah. Sampai jumpa di special guest berikutnya ya.
Lahir di Kalimantan Selatan pada 15 Februari 1983, saat ini beliau tinggal di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Menempuh pendidikan Sarjana pada Program Studi Teknik Informatika pada tahun 2001, di Kota Pendidikan Yogyakarta. Latar belakang Pendidikan tersebut menjadi pijakan beliau dalam berkarir sebagai Pegawai Negeri Sipil di Instasi milik Pemerintah, yang bernama Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Sub Bidang Data dan Informasi. Salah satu produk yang dihasilkan pada Subid Data dan Informasi adalah Sistem Informasi Kepegawaian. Bekerja pada bagian tersebut ditambah lagi dengan semakin banyaknya teknologi terbaru dalam hal Web Development, membuat Pak Nicko merasa perlu upgrade keilmuannya, agar dapat terus mengoptimalkan Sistem Informasi Kepegawaian yang dibuat bersama timnya.
Selama 18 tahun berkecimpung di dunia programming, beliau tidak absen dari kompetisi IT, produk website yang diunggulkan beliau dalam perlombaan, meski kompetisinya sudah beberapa tahun berlalu. Fokus beliau pada ranah Web Development, mengantarkannya pada kelas PHP Laravel Batch #32 di Rumah Coding. Berawal dari pencariannya terhadap Best PHP Framework di Google, beliau menjatuhkan pilihannya untuk menekuni PHP Laravel. Saat ini, produk web yang digandrungi korporat/instansi besar memang merujuk ke PHP Laravel. Berbekal informasi yang didapat, beliau mendapatkan persetujuan dari instansi tempatnya bekerja untuk bisa mendalami PHP Laravel di Rumah Coding.
Sebagai penduduk asli Banjarbaru yang lahir pada 20 Juni 2019, saat ini beliau berdomisili di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Beliau menamatkan pendidikan Sarjana pada Program Studi Teknik Informatika tahun 2010. Latar belakang Pendidikan tersebut menjadi batu loncatan beliau dalam berkarir sebagai Pegawai Negeri Sipil di Instansi milik Pemerintah, yang bernama Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang Perencanaan. Meskipun tidak berhubungan langsung dengan programming atau coding, bidang tersebut menuntut Pak Roli untuk turut berjibaku dengan aplikasi-aplikasi dalam bidang perencanaan.
Beliau memasuki dunia programming sekitar tahun 2007, melalui jalur prestasi, jalur yang sangat didambakan oleh Siswa/i yang ingin melanjutkan kuliah ke bangku Universitas. Tak kenal maka tak sayang, peribahasa tersebut tampaknya cukup menggambarkan bagaimana Pak Roli bisa sampai berjodoh dengan jurusan Teknik Informatika. Meskipun sempat melirik Jurusan Teknik Elektro dalam jurusan yang dipilih saat jalur prestasi, bukanlah suatu hal sulit bagi beliau untuk bisa menekuni Teknik Informatika. Jika selama kuliah sudah mulai menyenangi TI, namun perjalanan beliau tidaklah selalu mulus. Selepas kuliah sempat mendapatkan posisi yang belum sesuai dengan background pendidikan Teknik Informatika, beliau berkisah saat lulus sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil penempatan pada Badan Koordinasi Penyuluhan yg dimanan tupoksi kerja nya tidak berhubungan langsung dengan latar belakang pendidikan karena harus menggeluti pada ketenagaan pertanian dan kelembagaanya. Untuk menangani kepegawaian ketenagaan di penyuluh pertanian. Tetapi hal tersebut bukanlah halangan beliau untuk terus belajar dan mengupgrade diri dengan teknologi-teknologi yang terbaru. Seperti saat ini, salah satu motivasi beliau dalam mengikuti kelas PHP Code Igniter di Rumah Coding, karena ingin terus memperkaya khazanah keilmuan Teknik Informatika. Seperti kita tahu, bahwa produk teknologi digital semakin hari semakin banyak versi terbaru dan terbaiknya, bila kita tidak membekali diri, bukan tidak mungkin kita akan tergerus zaman. Cek testimoni Pak Roli untuk Rumah Coding pada link berikut ya https://www.youtube.com/watch?v=yA2QyKKXe7Q
Flutter merupakan sebuah Mobile app untuk membuat aplikasi Android dan iOS dalam satu codebase. Google mengakui, adanya Flutter merupakan inspirasi dari React. Meski menggunakan Bahasa Dart, Flutter akan mudah dipelajari bagi yang sudah terbiasa menggunakan Java atau Javascript. Flutter dapat menghemat banyak waktu dalam pengerjaan prototype/tugas akhir untuk digunakan pada Android/iOS hanya dengan 1 codebase saja.
Uniknya, Flutter tidak menggunakan webview maupun widget bawaan, dengan memiliki mesin render tersendiri membuat Flutter memberikan keuntungan bagi developer yang menginginkan tampilan User Interface unik yang konsisten pada semua perangkat. Beberapa hal yang membuat Flutter menarik untuk dipelajari yaitu :
Sifatnya yang open source, membuatnya bisa diakses secara gratis
Flutter menyediakan plugin di Android Studio
Sekali membuat aplikasi dengan Flutter, kita bisa memasangnya di Google Playstore dan Appstore tanpa perlu mengkhawatirkan performa dan tampilannya, karena akan terlihat sama dengan yang dibuat menggunakan Java
Flutter memiliki cara berbeda dari platform hybrid lainnya, yang membuat aplikasi kita memiliki tampilan dan performa yang bagus
Developer memiliki otoritas penuh atas widget dan tata letak
Kinerja dan kompatibilitasnya lebih baik
Flutter dibuat menggunakan Bahasa C, C++, Dart dan Skia. Menariknya, framework ini semua kodenya dicompile dalam kode nativenya (Android NDK, LLVM, AOT-compiled) tanpa adanya interpreter sehingga prosesnya lebih cepat. Beberapa kelebihan yang digadang-gadang oleh Flutter diantaranya : Satu codebase untuk pengembangan aplikasi Android dan iOS, Native performance untuk 60 FPS (bisa dilihat pada presentasi Flutter Design), Hot-Reload bisa mengubah code meskipun aplikasi sedang berjalan, Custom UI/UX tanpa limitasi.
Namun demikian, ada beberapa hal yang sebaiknya perlu kamu perhatikan sebelum memutuskan menggunakan Flutter, diantaranya :
Redam dulu cita-cita untuk jadi programmer Flutter, karena perusahaan yang menggunakannya masih terhitung sedikit
Flutter merupakan produk keluaran baru, jadi komunitasnya juga baru berkembang , masih sulit untuk mencari resource dan bertanya-tanya tentang masalah yang dihadapi
Plug in-nya masih terdapat banyak bug, meski kadang perlu strategi yang agak tricky untuk solvingnya
Startup merupakan perusahaan yang baru saja didirikan dan masih mengalami fase pengembangan dan juga penelitian dalam menemukan pasar yang tepat. Istilah startup sering dihubungkan dengan perusahaan baru di bidang teknologi dan informasi, alasannya karena pada era 1998-2000 terjadi bubble dot-com (banyaknya perusahaan dot-com yang didirikan secara bersamaan pada saat itu). Beberapa karakteristik startup diantaranya :
Perusahaan yang berusia kurang dari 3 tahun
Pegawai berjumlah kurang dari 20 orang
Pendapatannya tidak lebih dari Rp 1.3 miliar per tahun
Lazimnya beroperasi dalam bidang teknologi
Produknya berbentuk aplikasi digital
Banyak beroperasi melalui website
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dalam acara Digital Economic Briefing yang diadakan oleh Tempo-Indosat Ooredo, mengatakan bahwa Indonesia optimis akan memiliki lebih dari 5 unicorn hingga tahun 2019. Hal ini sejalan dengan target pemerintah yang ingin menghasilkan 1000 startup sampai tahun 2020 mendatang.
Hingga tahun 2017, Indonesia sudah memiliki 3 startup yang menyandang status unicorn. Unicorn sendiri, merupakan gelar yang diberikan bagi perusahaan startup yang memiliki nilai valuasi (nilai yang bukan sekedar pendanaan dari investor) lebih dari $ 1 miliar. Ketiga perusahaan tersebut ialah Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.
Sampai tahun 2017, Gojek memiliki peringkat teratas untuk total pendanaan sebesar US$1,75 miliar, dan mendapat gelar unicorn pada 4 Agustus 2016. Perusahaan yang digawangi Nadiem Makarim ini, menerima gelar unicorn setelah mendapatkan pendanaan $550 juta dari konsorsium 8 invenstor diantaranya Sequoia capital dan Warbrug. Gelar unicorn diraih gojek setelah 6 tahun eksistensinya, hal ini diperkuat dengan suksesnya gojek mendapatkan suntikan dana dari Tencent holding dan JD.com sebesar $1,2 miliar, nilai ini merupakan tertinggi diantara keempat unicorn.
Posisi kedua ditempati oleh Tokopedia yang memiliki total pendanaan sebesar US$1,347 miliar. Dari perolehan tersebut, tercatat investasi terbesar yang didapat yaitu dari Alibaba pada 17 Agustus 2017 sebesar US$1,1 miliar. Dilihat dari tanggal kelahiran, Tokopedia mendapat gelar unicorn seperti Gojek, yaitu setelah 6 tahun berdiri.
Posisi ketiga diduduki oleh Traveloka, yang mendapat gelar unicorn setelah Expedia berinvestasi sebesar $350 juta pada 27 Juli 2017 lalu. Meski menduduki peringkat ketiga, Traveloka terhitung cepat dibanding Gojek dan Tokopedia, karena telah mendapat gelar unicorn pada usia 5 tahun.
Pada acara Digital Economic Briefing, CEO Bukalapak mengklaim bahwa perusahaannya telah sukses menyandang gelar unicorn, menyusul Gojek, Tokopedia dan Traveloka. Achmad Zaky mengungkap, Bukalapak telah menerima pendanaan dengan total valuasi $1 miliar, tetapi kabar tersebut tidak dijelaskan lebih lanjut/dirahasiakan mengenai siapa investornya dan berapa pendanaannya.
Dilansir dari Dailysocial.id, mantan direktur Ovo Johnny Widodo dalam wawancaranya dengan CNBC Indonesia, menyebutkan tahun ini Ovo menjadi salah satu start up yang bervaluasi lebih dari $1 miliar. Namun narasi tersebut tampaknya masih diredam. Menurut sumber Finance Asia, valuasi Ovo sampai pendanaan putaran terakhir mencapai $2,9 miliar. Satrtup Report 2018 yang disusun oleh DSResearch memposisikan Ovo sebagai calon terdekat untuk penyandang gelar status unicorn kelima.